BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan
kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan
dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan
kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk
selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal
tersebut, oleh sebab itu hubungan persaudaraan harus dilaksanakan dengan baik.
Hubungan persaudaraan sesama muslim mempunyai kewajiban untuk saling
membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit, mengantarkan sampai ke
kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan, larangan saling mencela,
larangan saling menghasud dan lain sebagainya.
Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya
didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk
mengukur baik-buruknya suatu hubungan.
Dalam hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang
bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke
suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu
dariamalnya.” ( HR. Muslim).
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Persaudaraan Muslim.
Artinya
:
“An-Nu’man bin Basyir
berkata, Nabi SAW. Bersabda, ‘Anda akan melihat kaum mukminin dalam kasih sayang
dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya
sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga badannya
terasa panas dan tidak dapat tidur.” (Dikeluarkan oleh Bukhari : (78) kitab
“Tatakrama”, (27) bab: “Kasih sayang kepada Manusia dan Binatang”).[1]
Hadits di atas menggambarkan hakikat antara hubungan sesama
kaum muslimin yang begitu eratnya menurut Islam. Hubungan antara mereka dalam
hal kasih saying, cinta, dan pergaulan diibaratkan hubungan antara anggota
badan, yang satu sama lain saling membutuhkan, merasakan, dan tidak dapat
dipisahkan. Jika salah satu anggota badan tersebut sakit, anggota badan lainnya
ikut merasakan sakit.
Dalam hadits lain dinyatakan bahwa hubungan antara seorang
mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling melengkapi.
Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada ataupun
rusak. Hal itu menggambarkan betapa kokohnya hubungan antara sesame umat Islam.
Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh
kaum mukmin dalam berhubungan anatara sesame kaum mukminin. Sifat egois atau
mementingkan diri sendiri sangat ditentang dalam Islam. Sebaliknya umat Islam
memerintahkan umatnya untuk bersatu dan saling membantu karena persaudaraan
seiman lebih erat daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang menjadi pangkal
kekuatan kaum muslimin, setiap muslim merasakan penderitaan saudaranya dan
mengulirkan tangannya untuk membantu sebelum diminta yang bukan didasrakan atas
“take and give” tetapi berdasarkan Illahi.
Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu
atau bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan
oleh bangsa Arab yang sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai tetapi
setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama baik lahir
maupun batin, merka dapat bersatu.
Menurut M Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada
dalam Al-Qur’an, ada empat macam bentuk persaudaraan :
1. Ukhuwah
‘ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan dan ketundukan kepada Allah.
2. Ukhuwah
Insaniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara
karena berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah SAW juga menekankan hal
ini melalui sebuah hadits :
3. Ukhuwah
Wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah
fi ad-din al-Islam, persaudaraan muslim. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Kalian adalah saudara-saudaraku, saudara-saudara
kita adalah yang dating sesudah (wafat)ku.”
Persaudaraan dalam Islam mengandung arti cukup luas tetapi
persaudaraan antar sesama muslim adalah pertama dan sangat utama. Sebagiamana
disebutkan dalam ayat :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
(Q.S. Al-Hujurat : 10).
Dalam
syari’at Islam banyak ajaran yang mengandung muatan untuk lebih mempererat tali
persaudaraan dan solidaritas sesama umat Islam, seperti zakat, qurban, ibadah
haji, shalat berjamaah, dan lain-lain.
B. Memelihara Silaturahmi.
Silaturahmi secara bahasa berasal dari dua kata, yakni silah (hubungan)
dan Rahim (Rahim perempuan) yang mempunyai arti Hubungan nasab, kata al-Arham
(rahim) diartikan sebagai Silaturahmi.[2]
Namun pada hakikatnya silaturahmi bukanlah sekedar hubungan nasab, namun lebih
jauh dari itu hubungan sesama muslim. merupakan bagian dari silaturrahmi,
sehingga Allah SWT mengibarat kan
umat Islam bagaikan satu tubuh. Sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya
orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu m endapat rahmat. (49:10).
Betapa penting silaturahmi dalam kehidupan umat islam
terutama dalam pendidikan. Hal ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh
terhadap pendidikan karena bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu
menyambung silaturhami akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang
selalu.
Orang yang selalu bersilaturahmi tentunya akan memiliki
banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu factor yang akan
menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan banyaknya teman
akan memperbanyak saudara dan berarti pula ialah meningkatkan ketakwaan kepada
Allah. Hal ini karena telah melaksanakan perintah-Nya, yakni menghubungkan
silaturahmi. Bagi mereka yang bertakwa Allah akan memberikan kemudahan dalam
setiap urusannya. Allah SWT berfirman :
Artinya
: Barang siapa yang bertakwa pada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.
(Q.S. Ath-Thalaq: 2-3).
(Q.S. Ath-Thalaq: 2-3).
Bagi mereka yang suka silaturahmi akan dipanjangkan usianya adalah sangat
logis meskipun memerlukan pemahaman dan persepsi yang berbeda. Memang benar
umur manusia itu sudah dibatasi dan tidak ada seorang pun yang mampu mengubah
kehendak Allah. Akan tetapi dengan banyaknya silaturahmi, akan banyak berbuat
kebaikan dengan sesama manusia yang berarti pula akan semakin banyak
mendapatkan pahala. Banyak silaturahmi pun akan menumbuhkan rasa kasih sayang
anatra sesama dan menimbulkan ghairah hidup tersendiri karena ia banyak saudara
yang akan bahu membahu dalam memecahkan berbagai problematika hidup yang selalu
mengikuti manusia.
1. Keutamaan Silaturrahim
1. Keutamaan Silaturrahim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ
عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
(أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ).
Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : bersabda
rasulullah saw. : “ Barang siapa yang ingin di luaskan rizqinya dan di
panjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturahmi”. ( H.R
Bukhari)
Hadits yang agung ini memberikan salah satu
gambaran tentang keutamaan silaturahmi. Yaitu dipanjangkan umur pelakunya dan
dilapangkan rizkinya.
Adapun penundaan ajal atau perpanjangan umur, terdapat satu permasalahan; yaitu bagaimana mungkin ajal diakhirkan? Bukankah ajal telah ditetapkan dan tidak dapat bertambah dan berkurang sebagaimana firmanNya:
Adapun penundaan ajal atau perpanjangan umur, terdapat satu permasalahan; yaitu bagaimana mungkin ajal diakhirkan? Bukankah ajal telah ditetapkan dan tidak dapat bertambah dan berkurang sebagaimana firmanNya:
.وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ
لاَيَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَيَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: “Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
(QS Al A’raf: 34).
Jawaban para ulama tentang masalah ini sangatlah banyak. Di
antaranya,
Pertama, Yang dimaksud dengan tambahan di sini, yaitu tambahan berkah
dalam umur. Kemudahan melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang
bermanfaat baginya di akhirat, serta terjaga dari kesia-siaan.
Kedua, Berkaitan dengan ilmu yang ada pada malaikat yang terdapat
di Lauh Mahfudz dan semisalnya. Umpama usia si fulan tertulis dalam Lauh
Mahfuzh berumur 60 tahun. Akan tetapi jika dia menyambung silaturahim, maka
akan mendapatkan tambahan 40 tahun, dan Allah telah mengetahui apa yang akan
terjadi padanya (apakah ia akan menyambung silaturahim ataukah tidak).
Demikian ini ditinjau dari ilmu Allah. Apa yang
telah ditakdirkan, maka tidak akan ada tambahannya. Bahkan tambahan tersebut
adalah mustahil. Sedangkan ditinjau dari ilmu makhluk, maka akan tergambar
adanya perpanjangan (usia).
Ketiga, Yang dimaksud, bahwa namanya tetap diingat dan dipuji. Sehingga
seolah-olah ia tidak pernah mati. Demikianlah yang diceritakan oleh Al Qadli,
dan riwayat ini dha’if (lemah) atau bathil. Wallahu a’lam. [Shahih
Muslim dengan Syarah Nawawi, bab Shilaturrahim Wa Tahrimu Qathi’atiha
(16/114)]:
Keutamaan silaturahmi yang lainnya, dijelaskan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dalam banyak hadits. Diantaranya ialah :
Pertama, Silaturahmi merupakan salah satu tanda dan kewajiban iman.
Sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam
hadits Abu Hurairh, beliau bersabda, dipanjangkan umur dan dilapangkan rizkinya
oleh allah
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah bersilaturahmi.” (Mutafaqun ‘alaihi).
Kedua, Mendapatkan rahmat dan
kebaikan dari Allah Ta’ala . Sebagaimana sabda beliau Shallallahu’alaihi
Wasallam ,
Artinya: “Allah menciptakan makhlukNya, ketika selesai
menyempurnakannya, bangkitlah rahim dan berkata,”Ini tempat orang yang
berlindung kepada Engkau dari pemutus rahim.” Allah menjawab, “Tidakkah engkau
ridha, Aku sambung orang yang menyambungmu dan memutus orang yang memutusmu?”
Dia menjawab,“Ya, wahai Rabb.”” (Mutafaqun ‘alaihi).
Ibnu Abi Jamrah berkata,“Kata ‘Allah menyambung’, adalah
ungkapan dari besarnya karunia kebaikan dari Allah kepadanya.”
Sedangkan Imam Nawawi menyampaikan perkataan ulama dalam
uraian beliau,“Para ulama berkata, ‘hakikat
shilah adalah kasih-sayang dan rahmat. Sehingga, makna kata ‘Allah menyambung’
adalah ungkapan dari kasih-sayang dan rahmat Allah.” [Lihat syarah beliau atas
Shahih Muslim 16/328-329]
Ketiga, Silaturahmi adalah
salah satu sebab penting masuk syurga dan dijauhkan dari api neraka.
Sebagaimana sabda beliau Shallallahu’alaihi Wasallam,
Artinya: “Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata,
seorang berkata,”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat
memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab,“Menyembah
Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan
bersilaturahmi.”” (Diriwayatkan oleh Jama’ah).[2]
C. Larangan Memutuskan Silaturahmi.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa hubungan sesame manusia
tidaklah selamanya baik, ada problem dan pertentangan. Hidup adalah perjuangan,
tantangan, pengorbanan, dan sekaligus perlombaan anatar sesama manusia. Tidak
heran kalau terjadi gesekan antar sesama dan tidak mungkin dapat dihindarkan.
Namun demikian, gesekan atau permusuhan tersebut jangan sampai diperpanjang hingga melebihi tiga hari yanag ditandai dengan tidak saling menegur sapa dan saling manjauhi. Hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
Memang benar setiap manusia memiliki ego dan gengsi sehingga hal ini sering mengalahkan akal sehat akan tetapi untuk apa mempertahankan gengsi bila hanya menyebabkan pelanggaran aturan agama dalam berhubungan dengan sesama.
Di antara cara efektif untuk membuka kembali hubungan yang telah terputus adalah dengan mengucapkan salam sebagai tanda dibukanya kembali hubungan kekerabata. Ini bukan bahwa orang yang memulai salam berarti telah kalah tetapi ia telah melakukan perbuatan sangat mulia dan terpuji di sisi Allah SWT.
Namun demikian, gesekan atau permusuhan tersebut jangan sampai diperpanjang hingga melebihi tiga hari yanag ditandai dengan tidak saling menegur sapa dan saling manjauhi. Hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
Memang benar setiap manusia memiliki ego dan gengsi sehingga hal ini sering mengalahkan akal sehat akan tetapi untuk apa mempertahankan gengsi bila hanya menyebabkan pelanggaran aturan agama dalam berhubungan dengan sesama.
Di antara cara efektif untuk membuka kembali hubungan yang telah terputus adalah dengan mengucapkan salam sebagai tanda dibukanya kembali hubungan kekerabata. Ini bukan bahwa orang yang memulai salam berarti telah kalah tetapi ia telah melakukan perbuatan sangat mulia dan terpuji di sisi Allah SWT.
2. Bahaya memutuskan silaturrahim
عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ
قَاطِعٌ (مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ)
Dari Jubair bin Muth’im ra. Ia berkata : bersabda Rasulullah saw. : “Tidak
akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan”. (Mutafaqun ‘alaih)
0rang yang memutuskan silaturahmi adalah orang
yang dilaknat oleh Allah. Dosa yang dipercepat oleh Allah untuk diberi siksa di
dunia dan akhirat adalah memutuskan silaturahmi (selain berbuat zalim). 0rang
yang memutuskan silaturahmi doanya tidak dikabulkan oleh Allah. 0rang yang
memutuskan silaturahmi tidak akan masuk surga. Bila dalam suatu kaum terdapat
orang yang memutus silaturahmi, maka kaum itu tidak akan mendapat rahmat dari
Allah.[3]
Allah berfirman:
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan
membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan Mereka
itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka" (QS. Muhammad :22-23)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
artinya :"Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a
pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan
Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,
[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan
menghindarkan darinya kejelekan yang semisal." Para sahabat lantas mengatakan,
"Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a." Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas berkata," Allah nanti yang memperbanyak
mengabulkan do'a-do'a kalian"." (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
artinya : "Tidak ada dosa yang Allah swt lebih
percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di
akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi" (HR
Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Artinya : "Rahmat tidak akan turun kepada kaum
yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi (HR Muslim).
3. Larangan memutuskan silaturrahim
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رضي الله عنه أَنَّ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا,
وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ (مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ)
Dari Abu Ayub ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda : “tidak di halalkan
bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari, sehingga jika
bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya adalah yang mendahului
memberi salam”. (Mutafaqqun ‘alaih)
Islam menganjurkan untuk menyambung hubungan dan
bersatu serta mengharamkan pemutusan hubungan, saling menjauhi, dan semua
perkara yang menyebabkan lahirnya perpecahan. Karenanya Islam menganjurkan
untuk menyambung silaturahim dan memperingatkan agar jangan sampai ada seorang
muslim yang memutuskannya. Dan Nabi shalllallahu alaihi wasallam mengabarkan
bahwa bukanlah dikatakan menyambung silaturahmi ketika seorang membalas
kebaikan orang yang berbuat kebaikan kepadanya, yakni menyambung hubungan
dengan orang yang senang kepadanya. Akan tetapi yang menjadi hakikat menyambung
silaturahmi adalah ketika dia membalas kebaikan orang yang berbuat jelek
kepadanya atau menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan
dengannya.
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan
bahwa balasan disesuaikan dengan jenis amalan. Karenanya, barangsiapa yang
menyambung hubungan silaturahminya maka Allah juga akan menyambung hubungan
dengannya, dan di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah akan menambah
rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan kepadanya.[4]
Sebaliknya, siapa saja yang memutuskan hubungan
silaturahimnya maka Allah juga akan memutuskan hubungan dengannya. Dan ketika
Allah sudah memutuskan hubungan dengannya maka Allah tidak akan perduli lagi
dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, dan menimpakan laknat
kepadanya. Dan siapa yang mendapatkan laknat maka sungguh dia telah dijauhkan
dari kebaikan dan rahmat Allah Ta’ala yang Maha Luas.
Dampak yang ditimbulkan bila silaturahim diantara
kita putus, sangatlah besar, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Segala amalnya
tidak berguna dan tidak berpahala. Walaupun kita telah beribadah dengan penuh
keikhlasan, siang dan malam, tetapi bila kita masih memutus tali silaturahim
dan menyakiti hati orang-orang Islam yang lain, maka amalannya tidak ada
artinya di sisi Allah SWT.
2. Amalan shalatnya
tidak berpahala. Sabda Rasulullah SAW : "Terdapat 5 (lima) macam orang yang shalatnya tidak
berpahala, yaitu : isteri yang dimurkai suami karena menjengkelkannya, budak
yang melarikan diri, orang yang mendemdam saudaranya melebihi 3 hari, peminum
khamar dan imam shalat yang tidak disenangi makmumnya."
3. Rumahnya tidak
dimasuki malaikat rahmat. Sabda Rasulullah SAW : "Sesungguhnya malaikat
tidak akan turun kepada kaum yang didalamnya ada orang yang memutuskan
silaturahmi."
4. Orang yang
memutuskan tali silaturahmi diharamkan masuk surga. Sabda Rasulullah SAW :
" Terdapat 3 (tiga) orang yang tidak akan masuk surga, yaitu : orang yang
suka minum khamar, orang yang memutuskan tali silaturahmi dan orang yang
membenarkan perbuatan sihir." [5]
BAB
III
KESIMPULAN
Salah
satu lanadsan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau bersaudara ialah
persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa Arab yang
sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai tetapi setelah mereka
menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama baik lahir maupun batin,
merka dapat bersatu.
Betapa penting silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam pendidikan. Hal ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap pendidikan karena bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturhami akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang selalu.
Betapa penting silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam pendidikan. Hal ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap pendidikan karena bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturhami akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang selalu.
Silaturahmi
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah.
Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu
meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Demikian banyak dan
mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum
muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang
dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi
sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil dan tanda
kedermawanan serta ketinggian akhlak seseora ng.
Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan
memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya
diberkahi di manapun ia berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap
kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya
sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang
memberikan makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya
Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga
perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini.
Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya
menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan
satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?
Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang
dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda
muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena
alasan itulah berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka
mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi
kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh.
Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung
kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang
diterima.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam.
Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya
berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di
kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya
dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya : “Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya
telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).
Silaturahmi merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, apa bila kita
melaksanakan perintah tersebut disamping kita mendapatkan pahala juga akan
mendapatkan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak sekali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari interpretasi hadits di atas kami dapat menyimpulkan bahwa :
Silaturrahim merupakan
sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya.
Silaturrahim adalah
penyebab bertambah umur dan luas rizqi.
Silaturrahim
menyebabkan adanya hubungan Allah bagi orang yang menyambungnya.
Silaturrahim merupakan
salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka, karena tidak akan
di terima amalan jika memutuskan silaturrahim.
Silaturrahim merupakan
ketaatan kepada Allah dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada
Rabb-Nya. Maka ia menyambung tali silaturrahim tatkala Allah menyuruh untuk
disambung.
Di antara besarnya
silaturrahim, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti
sedekah terhadap orang lain.
B.
Signifikansi Silaturrahim
Silaturrahim merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa
berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga
perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Demikian banyak dan
mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum
muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturrahim merupakan satu kebutuhan yang
dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi
sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil dan tanda
kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
Hubungan persaudaraan inilah yang menjadikan sesama muslim mempunyai
kewajiban untuk saling membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit,
mengantarkan sampai ke kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan,
larangan saling mencela, menghasud dan lain sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alkamil,
http://www.alkamil.8k.com/taujihat/Taujihsilaturahim.html
Marfiansyah,http://www.marfinsyah.co.cc/2011/01/hadist-keutamaan-silaturahmi.html
Ilahi Fadli
Syaikh, http://www.almanhaj.or.id/content/964/slash
http://pujihpoltekkes.wordpress.com/2010/12/09/silaturahmi
www.jamal-alfath.blogspot.com/silaturahmi.html